KEPANDAIAN seorang wartawan saat
melakukan wawancara, kerap membuat nara sumber lupa bahwa saat itu ia
sedang diwawancara, dan apa pun yang ia katakan akan dapat
disebarluaskan di media massa.
Saking
asyiknya nara sumber dapat sangat mungkin tanpa sengaja membocorkan
rahasia-rahasia penting, hal-hal yang dapat menimbulkan kehebohan, atau
hal-hal yang memiliki konsekuensi hukum. Saking asyiknya, nara sumber
juga bisa tanpa sengaja memberikan penilaian yang berlebihan terkait
seseorang, lembaga, atau masalah tertentu.
Untuk tujuan tertentu,
seorang wartawan biasanya membiarkan keasyikan narasumber itu terus
terjadi. Beberapa menggunakannya untuk "memukul balik" narasumber pada
saat yang diperlukan. Namun, beberapa lagi membiarkannya dengan catatan
akan langsung mngeditnya saat memulai penulisan.
Tapi, wartawan
yang baik, kerap memilih mengingatkan narasumbernya saat wawancara
berlangsung, bahwa narasumber sedang ada dalam wawancara resmi di mana
apa pun pernyataannya dapat memiliki konsekuensi tertentu jika dikutip
dalam berita.
Cara mengingatkan ini bisa dengan beragam cara.
Bisa secara verbal, tapi bisa juga nonverbal, misalnya dengan
memperlihatkan aktivitas mencatat atau merekam.
Untuk
pernyataan-pernyataan yang dinilai berbahaya atau berpotensi
membahayakan narasumber jika disebarluaskan, sebaiknya wartawan
mengulangnya hingga beberapa kali. Cara ini memberi kesempatan pada nara
sumber untuk meralat pernyataannya. Ia akan paham bahwa kita sedang
melindunginya dari hal-hal yang tidak ia sadari.
Untuk
pernyataan-pernyataan semacam ini, wartawan juga bisa menanyakannya satu
atau dua kali pada narasumber tentang boleh atau tidak pernyataan itu
dikutip.Tapi, jangan terlalu sering pula melakukan hal itu, sebab ini
akan membuat narasumber bosan hingga wawancara tak berkembang.
Umumnya,
narasumber akan merasa sangat dihargai ketika kita dengan cara-cara
yang tepat mengingatkan mereka terkait beragam statement yang mereka
berikan. Ini justru akan membuat mereka semakin terbuka. Kita mungkin
akan memperoleh banyak sekali hal yang tak terduga karena "kebaikan"
melindungi narasumber ini.
Jika narasumber ingin pernyataannya
tak dikutip (off the record), adalah kewajiban wartawan untuk
mematuhinya. Begitu juga ketika narasumber ingin agar identitasnya tidak
dipublikasikan, adalah kewajiban wartawan untuk memenuhinya. Namun,
mempublikasikan pernyataan dari narasumber yang identitasnya tidak ingin
dipublikasikan membuat wartawan harus memikul risiko tambahan. Ia harus
mengambil alih tanggung jawab narasumber anonim tersebut jika di
kemudian hari menimbulkan masalah hukum.